Selasa, 09 Oktober 2012

KESEIMBANGAN EKOSISTEM

Proses dan faktor penentu terjadinya keseimbangan ekosistem Ekosistem (system lingkungan) mempunyai keteraturan yang tergambar dari kemampuan memelihara diri sendiri, mengatur diri sendiri serta mengadakan keseimbangan kembali. Dalam kehidupan, setiap detik dan tempat mengalami suatu perubahan. Oleh karena itu ada kecenderungan untuk melawan suatu perubahan atau usaha untuk berada dalam keadaan seimbang. Situasi ini disebut sebagai HOMEOSTATIS, yaitu kemampuaan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam sistem lingkungan (ekosistem) secara keseluruhan. Proses terjadinya keseimbangan Ekosistem Ekosistem disusun oleh komponen biotik dan abiotic, dari kedua komponen ini melahirkan interaksi untuk tujuan keberlanjutan hidup bagi semua organisme yang ada di bumi ini. Interaksi ini berjalan dengan teratur yang akhirnya membentuk sebuah keseimbangan. Keteraturan ini dapat dilihat dari peran/fungsi dari setiap komponen ekosistem dalam interaksinya, termasuk mekanisme yang mengatur penyimpanan bahan-bahan, pelepasan unsur hara makanan, yang mengatur produksi serta dekomposisi bahan-bahan organic. Seimbangnya energy yang masuk dan energy yang digunakan (pemindahan energy-arus energy), seimbangnya bahan makanan yang terbentuk dengan yang digunakan, berlangsungnya siklus biokimia dan lain-lain. Dengan demikian, keseimbangan dalam ekosistem dapat diartikan sebagai sebuah keseimbangan yang terhasil dari adanya keteraturan dalam menjalankan fungsional masing-masing dari setiap komponen ekosistem (abiotic dan biotik) sehingga keperluan semua makhluk hidup dapat di peroleh dan kondisinya bertahan dalamkurun waktu yang relatif lama. Factor penyebab gangguan keseimbangan ekosistem Factor penyebab gangguan keseimbangan ekosistem dibagi atas dua bagian, yaitu:  Perubahan alamiah Lahir dari sebuah gejolak sebuah komponen internal alam (bencana alam) Contoh: gunung meletus, longsor, gempa bumi, dll.  Perubahan akibat tindakan manusia Lahir dari sebuah keinginan manusia untuk meningkatkan taraf hidupnya, sehingga terjadi pengeksploitasian SDA yang berlebihan. Contoh: - pertanian : penggunaan pestisida dan pupuk kimia - Perhutanan : pembalakan liar - Pemburuan hewan : cula, gading, kulit, dll - Pengambilan tumbuhan : alat bangunan, bahan obat, dll  Akibatnya Putusnya mata rantai dalam ekosistem karena komponen-komponen penyusunya telah rusak atau hilang. Dengan kata lain, pengurangan fungsi dari sebagian atau keseluruhan komponen penyusun ekosistem. Langkah-langkah menjaga keseimbangan ekosistem  Koservasi (pemeliharaan/penjagaan) Usaha untuk melindungi, merancang dan mengurus sumber semula jadi supaya kekal berterusan. Termasuk di dalamnya adalah tindakan pencegahan.  Manusia dalam membawa suatu perubahan harus didukung oleh IPTEK dan tetap berpegang pada prinsip ekologi kebijaksanaan dalam memperlakukan alam, karena jika ekosistem terganggu maka manusia pun akan terganggu hidupnya dan akan menerima akibatnya.  Melakukan pembangunan dengan mempraktekkan usaha perlindungan dan pengawetan alam.  Reservasi (pemeliharaan/perbaikan) Usaha untuk memelihara sumber yang sudah diganggu supaya kembali pada keadaan asal.

1 komentar: