Selasa, 09 Oktober 2012

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP

Setiap makhluk hidup baik tumbuhan ataupun hewan mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan berkembang. Pernahkah kalian perhatikan mengapa seorang bayi mungil dapat berubah menjadi anak kecil dan akhirnya berubah menjadi orang dewasa? Atau, anak kucing yang semula kecil dengan rambutnya yang halus dapat berubah menjadi kucing dewasa dengan rambutnya yang tampak telah berubah. Demikian pula halnya dengan tanaman mangga, rambutan, atau jeruk yang semula kecil dapat berubah menjadi pohon yang tinggi dan besar dengan buahnya yang lebat. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses dimana keduanya berjalan berdampingan. Dengan demikian proses pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Tetapi jika kita pahami dari kata pertumbuhan dan perkembangan ada perbedaan yang mendasar. Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada makhluk hidup berupa perubahan ukuran yang bersifat irreversible. Bersifat irreversible artinya tidak berubah kembali ke asal, karena adanya penambahan substansi dan perubahan bentuk yang terjadi saat proses pertumbuhan. Dalam pertumbuhan terjadi pertambahan ukuran, volume, panjang (tinggi), dan pertambahan massa. Hal ini dapat diperlihatkan pada manusia saat baru dilahirkan, panjang tubuh bayi sekitar 45 cm dan massa tubuhnya kira-kira 3 kg. setelah mengalami pertumbuhan, terjadilah pertambahan panjang dan massa tubuh pada sang bayi tersebut. Manusia dan hewan umumnya memiliki periode pertumbuhan yang terbatas, artinya pada periode tertentu tidak terjadi proses pertumbuhan lagi. Tetapi tumbuhan dapat mengalami pertumbuhan sepanjang hidupnya. Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Bersifat kuantitatif (dapat dihitung atau dinyatakan dengan satuan bilangan). b. Terdapat pada jaringan meristem (untuk tumbuhan). c. Reproduksi secara mitosis. Gambar 1.1 Pertumbuhan pada tumbuhan. Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan atau tingkat yang lebih sempurna pada makhluk hidup. Adapun ciri-ciri perkembangan adalah sebagai berikut: a. Bersifat kualitatif (tidak dapat diukur). b. Terdapat pada alat perkembangbiakan/reproduksi. c. Reproduksi secara meiosis. Contoh dari perkembangan antara lain: terbentuknya bunga. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh faktor dalam (internal) maupun faktor luar (eksternal). 1. Faktor Dalam (internal) Faktor dalam (internal) merupakan faktor yang berasal dari dalam tubuh makhluk hidup itu sendiri. Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor dalam (internal) antaran lain sebagai berikut : a. Gen (Genetik) Gen merupakan sifat yang tidak tampak dari luar. Gen terbentuk dari sejumlah asam nukleat yang tersusun dalam makromolekul yang disebut DNA. Gen berfungsi sebagai pembawa faktor keturunan, sehingga sifat yang dimiliki oleh induk akan diturunkan kepada keturunannya. Masing-masing jenis (species), bahkan masing-masing individu memiliki gen untuk sifat tertentu seperti: cepat tumbuh, berbatang tinggi, berbatang pendek, berbuah lebat, berbuah jarang. b. Hormon Hormon-hormon yang berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, antara lain : 1) Hormon Pertumbuhan Hormon merupakan senyawa organik pada manusia dan sebagian hewan. Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang merupakan kelenjar buntu. Hormon mempengaruhi reproduksi, metabolisme, serta perumbuhan dan perkembangan. Hormon pertumbuhan merupakan hormon yang memacu pertumbuhan. Pada tumbuhan seperti a. Auksin : • Banyak terdapat pada ujung koleoptil • Mendorong pemanjangan batang/pucuk • Merangsang pertumbuhan akar adventif pada batang/stek batang • Memacu dominasi tunas apikal (tunas diujung batang) b. Giberelin : • Memacu pertumbuhan batang • Merangsang perkecambahan biji dan tunas • Merangsang pembentukan bunga • Merangsang perkembangan buah tanpa biji (partenokarpi) c. Sitokinin : • Memacu pembelahan sel dan pembentukan organ • Menunda penuaan • Memacu perkembangan kuncup samping • Memacu perbesaran sel pada kotiledon dikotil. d. Asam Absisat (ABA) : • Menghambat pertumbuhan (Dormancy) • Memacu pengguguran daun, bunga, dan buah e. Gas Etilene : Mempercepat pematangan buah, merangsang pembungaan, merangsang penuaan dan pengguguran daun serta menghambat pemanjangan batang. 2) Hormon Penghambat Pertumbuhan Hormon penghambat pertumbuhan merupakan hormon yang berfungsi untuk menghentikan aktivitas pertumbuhan dan perkembangan dan sering dikenal dengan istilah fitohormon. Suatu keadaan dimana tidak terjadi kegiatan (aktivitas) pertumbuhan dan perkembangan disebut dorman. 3) Hormon Pembentuk Organ Tubuh Hormon pembentuk organ tubuh merupakan hormon yang berfungsi untuk merangsang pembentukan organ tubuh. Pada tumbuhan, misalnya hormon Rhizokalin berfungsi untuk merangsang pembentukan akar. Kaulokalin, Filokalin, dan Antokalin merupakan hormon yang membantu pula dalam pembentukan organ. - Rhizokalin = akar - Filokalin = daun - Kaulokalin = batang - Anthokalin = bunga 4) Hormon Luka Hormon luka merupakan hormon yang merangsang terbentuknya jaringan baru dari bagian tepi luka yang kemudian akan menutupinya. Pada tumbuhan misalnya, asam traumalin akan membentuk jaringan kalus yang akan menutupi luka. 5) Hormon pada manusia Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu) dan dibawa oleh darah ke organ sasaran sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hewan termasuk manusia. a. Kelenjar Hipofisis Menghasilkan • Somatotrof - Mempengaruhi pertumbuhan • Tirotropin - Mempengaruhi kerja kelenjar tiroid • Prolaktin - Mempengaruhi pengeluaran air susu • Gonadotropin - Mempengaruhi kerja kelenjar kelamin • ACTH - Mempengaruhi kerja kelenjar Adrenalin • ADH - Mempengaruhi pengeluaran urine • Oksitosin - Mempengaruhi kontraksi otot rahim saat melahirkan b. Tiroid menghasilkan Tiroksin : Mengatur metabolisme zat dan pertumbuhan. c. Paratiroid menghasilkan Parathormon : Mengatur kadar kalsium dalam darah. d. Adrenalin menghasilkan Adrenalin : Mengatur kadar gula darah dengan mengubah glikogen menjadi glukosa. e. Pankreas menghasilkan Insulin : Mengatur kadar gula darah dengan mengubah glukosa menjadi glikogen. f. Testis menghasilkan Testosteron : Mempengaruhi ciri-ciri kelamin sekunder pria. g. Ovarium menghasilkan Estrogen dan Progresteron : Mempengaruhi ciri-ciri kelamin sekunder wanita. 2. Faktor Luar (eksternal) Faktor luar (eksternal) merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar tubuh makhluk hidup itu sendiri. Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor luar (eksternal) antara lain sebagai berikut: a. Makanan (Nutrisi) Makanan merupakan faktor utama untuk pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Makanan adalah bahan baku yang kemudian akan diproses pada peristiwa metabolisme sehingga menghasilkan energi. Energi sangat diperlukan untuk pertumbuhan. Pada tumbuhan, makanannya berupa zat dan mineral (unsur hara) yang terkandung di dalam tanah. Tumbuhan akan mengalami gangguan pertumbuhan (abnormal) jika kekurangan zat dan mineral (unsur hara). Fungsi nutrisi diantanya adalah sebagai bahan pembangun tubuh makhluk hidup. Nutrisi bagi sebagian besar hewan dan manusia dapat berupa protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Protein merupakan bahan pembangun sel-sel tubuh. b. Suhu Setiap makhluk hidup memiliki batas toleransi pada suhu. Jika suhu lingkungan terlalu dingin atau terlalu panas, maka makhluk hidup tidak dapat tumbuh dan berkembang sempurna. Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22°C sampai dengan 37°C. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti. Setiap species tumbuhan umumnya memiliki suhu optimum yang berbeda-beda. Pada suhu yang optimum, suatu species tumbuhan mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan baik. Suhu udara mempengaruhi semua kegiatan tumbuhan yang berkaitan dengan proses pertumbuhan dan perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis, penguapan (transpirasi) dan pernapasan (respirasi). Tanaman yang memiliki bunga indah di daerah bersuhu dingin (pegunungan) bila ditanam di daerah bersuhu panas maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut akan terhambat, bahkan tidak berbunga. c. Cahaya (Sinar) Cahaya (sinar) sangat dibutuhkan untuk kehidupan, terutama cahaya matahari. Semua makhluk hidup membutuhkan cahaya matahari. Misalnya tumbuhan hijau membutuhkan cahaya matahari untuk mendukung proses fotosintesis. Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan. d. Kelembaban Sampai batas-batas tertentu, tanah dan udara yang lembab berepengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman. Hali ini karena air yang dapat diserap tanaman lebih banyak dan lebih sedikit air yang diuapkan sehingga menyebabkan pembentangan sel-sel. Dengan demikian sel-sel tanaman akan lebih cepat mencapai ukuran yang maksimum. Faktor-faktor lingkungan tersebut di atas yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman bersifat kompleks. Faktor-faktor tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang saling berinteraksi dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan berbeda dengan hewan. Pada hewan, pertumbuhan dan perkembangan terjadi di seluruh bagian tubuh, sedangkan pada tumbuhan, pertumbuhan dan perkembangan hanya pada bagian tertentu saja. Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan berbiji diawali dengan pertemuan antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina, menjadi biji, berkecambah, tumbuh menjadi tanaman kecil yang sempurna, dan berlanjut tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan dewasa. Tumbuhan dewasa akan berbunga dan berbuah. 1. Pertumbuhan Terminal Pada ujung akar dan batang tumbuhan berbiji yang sedang aktif tumbuh, terdapat tiga daerah pertumbuhan dan perkembangan. Daerah tersebut adalah daerah pembelahan, daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi. Gambar 1.2 Daerah pembelahan, daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi. Daerah Pembelahan, merupakan daerah yang paling ujung. Pada daerah ini terutama terjadi pembentukan sel-sel baru melalui pembelahan sel. Sel-sel di daerah pembelahan memiliki inti sel yang relatif besar, berdinding sel tipis, dan aktif membelah diri. Daerah pembelahan disebut pula daerah meristematik. Daerah Pemanjangan, merupakan hasil pembelahan sel-sel meristem di daerah pembelahan. Sel-sel hasil pembelahan tersebut akan bertambah besar ukurannya sehingga membentuk daerah pemanjangan. Sel-sel pada daerah ini lebih besar dibandingkan dengan sel-sel pada daerah meristem. Daerah Diferensiasi, terletak di belakang daerah pemanjangan. Sel-sel di daerah ini telah mengalami diferensiasi. Artinya sel-sel telah berubah bentuk sesuai fungsinya. Sebagian sel mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, empulur, xilem dan floem. Sebagian sel lagi mengalami diferensiasi menjadi jaringan parenkim (jaringan dasar), jaringan penunjang seperti kolenkim dan sklerenkim. Dengan terjadinya diferensiasi sel maka terbentuklah berbagai jaringan tumbuhan. Pertumbuhan pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Gambar 1.3 Pertumbuhan primer pada ujung batang dan akar. Pertumbuhan Primer, merupakan pertumbuhan yang disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer. Titik tumbuh primer terdapat pada ujung akar atau ujung batang. Titik tumbuh primer telah mulai terbentuk sejak tumbuhan masih berupa embrio. Ujung akar dan ujung batang tempat terjadinya pertumbuhan merupakan daerah meristem apikal. Pertumbuhan primer menyebabkan batang dan akar bertambah panjang. Berdasarkan titik tumbuh tumbuhan, terdapat dua teori titik tumbuh pada tumbuhan, yaitu : 1) Teori Histogen Teori ini dikemukakan oleh Hanstein. Teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan organ tubuh tumbuhan dibentuk oleh tiga lapisan pembentuk jaringan, yaitu: a) Dermatogen, yakni lapisan luar yang membentuk epidermis. b) Periblem, yakni lapisan dalam yang membentuk korteks. c) Pleuron, yakni lapisan dalam yang membentuk stele. 2) Teori Tunika Korpus Teori ini dikemukakan oleh Schmidt yang menyatakan bahwa pertumbuhan organ tubuh tumbuhan yang dibentuk ada dua lapisan pembentuk jaringan, yaitu : a) Tunika, yakni lapisan luar yang membentuk epidermis dan korteks. b) Corpus, yakni lapisan dalam yang membentuk stele. Pertumbuhan Sekunder, merupakan pertumbuhan yang disebabkan oleh kegiatan jaringan kambium. Jaringan kambium bersifat meristematik, yaitu sel-selnya selalu aktif membelah. Kambium hanya terdapat pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae. Pertumbuhan sekunder menyebabkan diameter batang bertambah besar (Gambar 1.4). Pada tumbuhan dikotil berkayu, pertumbuhan sekunder terjadi karena adanya aktivitas sel-sel meristem diantara xilem dan floem. Xilem dibentuk ke arah dalam dan floem dibentuk ke arah luar. Pertumbuhan di bagian dalam lebih cepat daripada pertumbuhan di bagian luar, sehingga mengakibatkan jaringan epidermis dan korteks pada kulit terluar akan rusak (pecah). Gambar 1.4 Pertumbuhan sekunder pada batang dikotil. 2. Metagenesis Pada Tumbuhan Metagenesis merupakan pergiliran daur hidup antara generasi generatif dan generasi vegetatif. Biasanya kedua generasi ini berbeda morfologinya. Metagenesis pada tumbuhan yang bisa kita lihat dengan jelas yaitu pada tumbuhan lumut dan paku. Lumut dan paku memiliki generasi generatif yang disebut gametofit dan generasi vegetatif yang disebut sporofit. Tumbuhan lumut yang sering kita lihat merupakan generasi gametofit. Generasi sporofitnya tergantung pada gametofit untuk memperoleh nutrisi. Sedangkan tumbuhan paku yang sering kita lihat merupakan generasi sporofit. Generasi sporofitnya yaitu protalium. Gambar 1.5 Metagenesis pada tumbuhan lumut. Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Hewan Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan terjadi di seluruh bagian tubuhnya. Biasanya pertumbuhan dan perkembangan ini diawali dari proses fertilisasi. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan termasuk manusia dapat dibedakan menjadi dua fase utama, yaitu pertumbuhan dan perkembangan embrionik serta pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik. 1. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrionik Pertumbuhan dan perkembangan embrionik adalah fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage). Zigot selanjutnya mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui tahap-tahap yaitu pembelahan, gastrulasi, dan organogenesis. Gambar 1.6 Pertumbuhan dan perkembangan embrionik. Pembelahan (cleavage). Zigot akan mengalami pembelahan secara mitosis, yaitu dari satu sel menjadi dua sel, dua sel menjadi empat sel, empat sel menjadi delapan sel, dan seterusnya. Pembelahan sel tersebut berlangsung cepat dan akan menghasilkan sel-sel anak yang tetap terkumpul menjadi satu kesatuan yang menyerupai buah anggur yang disebut morula. Dalam pertumbuhan selanjutnya, morula akan menjadi blastula yang memiliki suatu rongga. Proses pembentukan morula menjadi blastula disebut blastulasi. Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat. Morulasi yaitu proses terbentuknya morula. Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel. Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula. Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh. Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya. Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata. Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan Coelenterata. Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula. Gastrulasi. Dalam perkembangan selanjutnya, blastula akan menjadi gastrula. Proses pembentukan gastrula disebut gastrulasi. Pada bentuk gastrula ini, embrio telah terbentuk menjadi tiga lapisan embrionik, yaitu lapisan bagian luar (ektoderm), lapisan bagian tengah (mesoderm), dan lapisan bagian dalam (endoderm). Jadi gastrulasi merupakan proses pembentukan tiga lapisan embrionik. Dalam perkembangan selanjutnya lapisan embrionik akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan menghasilkan berbagai organ tubuh. Organogenesis. Organogenesis merupakan proses pembentukan alat-alat tubuh atau organ seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, hati, dan sebagainya. Ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi kulit, rambut, sistem saraf, dan alat-alat indera. Mesoderm akan mengalami diferensiasi menjadi otot, rangka, alat reproduksi (seperti testis dan ovarium), alat peredaran darah. Dan alat ekskresi. Endoderm akan mengalami diferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar yang berhubungan dengan pencernaan, dan alat-alat pernapasan. Organogenesis merupakan proses yang sangat kompleks. Pada mammalia, embrionya memiliki selaput embrio, yaitu amnion, korion, sakus vitelinus, dan alantois. Selaput embrio berfungsi melindungi embrio terhadap kekeringan, goncangan, membantu pernapasan, ekskresi, serta fungsi penting lainnya selama berada di dalam rahim induknya. 2. Pertumbuhan dan Perkembangan Pasca Embrionik Pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik adalah pertumbuhan dan perkembangan setelah masa embrio. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi terutama penyempurnaan alat-alat reproduksi (alat-alat kelamin), dan biasanya pula hanya terjadi peningkatan ukuran bagian-bagian tubuh saja. Pada golongan hewan tertentu sebelum tumbuh menjadi hewan dewasa, membentuk tahap larva terlebih dahulu. Pada golongan hewan tersebut pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik merupakan tahap pembentukan larva sebelum tumbuh dan berkembang menjadi hewan dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik yang melalui tahap larva ini dikenal dengan metamorfosis. Contoh hewan yang mengalami metamorfosis adalah serangga dan katak. Metamorfosis dan Metagenesis pada Hewan Metamorfosis adalah perubahan bentuk tubuh yang dialami oelh hewan dari tahap larva hingga mencapai bentuk dewasa. 1. Metamorfosis pada Serangga Pada beberapa serangga seperti kupu-kupu, lalat, nyamuk, lebah, dan kumbang, bentuk larva dan dewasa sering hampir tdak ada kemiripan. Sedangkan pada beberapa serangga lainnya seperti belalang, lipas (kecoa), dan jangkrik, bentuk larva (nimfa) mirip bentuk dewasa. Pada proses metamorfosis terjadi proses fisik, yaitu pergantian kulit yang disebut molting. Serangga biasanya mengalami empat kali molting. Pada proses ini terjadi pembentukan kulit baru dan membentuk alat-alat tubuh yang diperlukan menjelang dewasa. Pada bentuk dewasa (imago) telah terjadi perkembangan organ reproduksi sehingga sudah mampu untuk bereproduksi. Berdasarkan kemiripan bentuk larva dan dewasa, metamorfosis pada serangga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis Sempurna (holometabola). Pada metamorfosis sempurna, serangga dalam daur hidupnya mengalami perubahan-perubahan yang mencolok pada bentuk luar dan organ tubuh dari berbagai stadiumnya. Metamorfosis sempurna perubahannya adalah sebagai berikut : Telur larva pupa (kepompong) imago (dewasa) Telur menetas menjadi larva. Larva umumnya mengalami molting empat kali sehingga terbentuk larva stadium satu hingga larva stadium empat. Contoh serangga yang mengalami metamorfosis sempurna antara lain : kupu-kupu, lalat, nyamuk, lebah dan kumbang. Gambar 1.7 Metamorfosis pada kupu-kupu Metamorfosis Tidak Sempurna (hemimetabola). Pada metamorfosis tidak sempurna, serangga mengalami perubahan bentuk dari telur hingga dewasa yang tidak mencolok dalam daur hidupnya. 2. Metamorfosis Katak Pada awalnya, katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut akan menetas setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak tersebut menetas menjadi Berudu. Setelah berumur 2 hari, Berudu mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernapas. Setelah berumur 3 minggu insang berudu akan tertutup oleh kulit. Menjelang umur 8 minggu, kaki belakang berudu akan terbentuk kemudian membesar ketika kaki depan mulai muncul. Umur 12 minggu, kaki depannya mulai berbentuk, ekornya menjadi pendek serta bernapas dengan paru-paru. Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi katak dewasa. 3. Metagenesis Metagenesis pada hewan pada dasarnya sama dengan metagenesis pada tumbuhan. Hewan mengalami pergiliran generasi, yaitu fase generatif (seksual) dan fase vegetatif (aseksual) secara bergantian. Hewan yang mengalami metagenesis misalnya golongan Cnidaria. Contoh hewannya yaitu Hydra dan Ubur-ubur. Perhatikan Gambar 1.13. Ubur-ubur memiliki dua fase dalam daur hidupnya, yaitu medusa dan polip. Medusa merupakan fase seksual (generatif) dan polip merupakan fase aseksual (vegetatif). Gambar 1.8 Metagenesis pada Obelia Pertumbuhan dan Perkembangan pada Manusia Setelah peristiwa fertilisasi, zygote akan berkembang menjadi embrio yang sempurna dan embrio akan tertanam pada dinding uterus ibu. Hal ini terjadi masa 6 – 12 hari setelah proses fertilisasi. Sel-sel embrio yang sedang tumbuh mulai memproduksi hormon yang disebut dengan hCG atau human chorionic gonadotropin, yaitu bahan yang terdeteksi oleh kebanyakan tes kehamilan. HCG membuat hormon keibuan untuk mengganggu siklus menstruasi normal, membuat proses kehamilan jadi berlanjut. Janin akan mendapatkan nutrisi melalui plasenta/ari-ari. Embrio dilindungi oleh selaput-selaput yaitu : 1. Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan embrio dan menghasilkan cairan ketuban. Berfungsi untuk melindungi embrio dari guncangan. 2. Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan membentuk jonjot yang menghubungkan dengan dinding utama uterus. Bagian dalamnya terdapat pembuluh darah. 3. Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan jaringan epithel menghilang dan pembuluh darah tetap. Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi embrio dengan plasenta, mengangkut sari makanan dan O2, termasuk zat sisa dan CO2. 4. Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara plasenta dan amnion. Merupakan tempat munculnya pembuluh darah yang pertama. 1. Tahap-tahap Perkembangan Manusia a. Tahapan Perkembangan pada masa embrio  Bulan pertama : Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti jantung yang berbentuk pipa, sistem saraf pusat (otak yang berupa gumpalan darah) serta kulit. Embrio berukuran 0,6 cm. Bulan kedua : Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian dalam, tulang rawan (cartilago). Embrio berukuran 4 cm.  Bulan ketiga : Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ kelamin luar. Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram.  Bulan keempat : Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif. Janin mencapai berat 100 gram dengan panjang 14 cm. Bulan kelima : Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon terhadap suara keras dan menendang. Alat kelamin janin sudah lebih nyata dan akan terlihat bila dilakukan USG (Ultra Sonographi). Bulan keenam : Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan memutarkan badan (posisi)  Bulan ketujuh : Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina.  Bulan kedelapan : Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan panjang janin semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat 2500 – 3000 gram. Bulan kesembilan : Posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina. Bayi siap untuk dilahirkan.  b. Tahap perkembangan pada masa anak-anak Masa anak-anak dimulai sejak lahir (bayi) hingga masa remaja. Bayi sangat membutuhkan air susu ibu (ASI). Sebaiknya ASI diberikan pada bayi selama dua belas bulan sejak kelahiran. Hal ini karena bayi membutuhkan ASI selama tahun pertama kehidupannya. Pada usia balita terjadi pertumbuhan sel-sel otak, sehingga diperlukan makanan yang bergizi. Pada usia 6 bulan, gigi pertama bayi akan tumbuh yang disebut gigi susu. Setelah sekitar usia 6 tahun, gigi susu akan tanggal secara bergantian dan digantikan oleh gigi tetap. Seiring dengan bertambahnya usia, bayi akan belajar duduk, merangkak, berdiri dan berjalan. Otak tumbuh membesar dan bayi mulai berbicara. Umumnya bayi mulai berjalan dan berbicara sekitar usia satu tahun. Pada usia tiga tahun, anak-anak mulai berbicara kalimat pendek. Menjelang usia sepuluh tahun anak-anak mulai mencari teman, mereka juga sudah tahu bagaimana berbagi, melakukan tugas mereka dan bekerjasama. c. Tahap perkembangan pada masa remaja (pubertas) Pertumbuhan dan perkembangan manusia menjadi dewasa melalui satu tahap yang disebut masa pubertas. Kata pubertas berasal dari kata latin yang berarti usia menjadi orang, suatu periode dalam mana anak dipersiapkan untuk mampu menjadi individu yang dapat melaksanakan tugas biologis berupa melanjutkan keturunannya atau berkembang biak. Perubahan-perubahan biologis berupa mulai bekerjanya organ-organ reproduktif dan disertai pula oleh perubahan-perubahan yang bersifat psikologis. Pada masa ini baik laki-laki atau perempuan menunjukkan pertumbuhan yang cukup cepat. Badan akan bertambah tinggi, bertambah gemuk dan organ kelaminnya sudah mampu menghasilkan sel kelamin yang matang. Ciri-ciri Penting Periode Pubertas : a) Pubertas merupakan periode transisi dan tumpang tindih. Dikatakan transisi sebab pubertas berada dalam peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa remaja. Dikatakan tumpang tindih sebab beberapa ciri biologis-psikologis kanak-kanak masih dimiliknya, sementara beberapa ciri remaja dimilikinya pula. b) Pubertas merupakan periode terjadinya perubahan yang sangat cepat. Perubahan dari bentuk tubuh kanak-kanak pada umumnya ke arah bentuk tubuh orang dewasa. Terjadi pula perubahan sikap dan sifat yang menonjol, terutama terhadap teman sebaya lawan jenis, terhadap permainan dan anggota keluarga. c) Tubuhnya mulai menunjukkan mekar-tubuh yang membedakannya dengan tubuh kanak-kanak. Sebagian ciri pubertas yang dia miliki ditunjukkan dalam sikap, perasaan, keinginan, dan perbuatan-perbuatan. Sikapnya yang paling menonjol antara lain sikap tidak tenang dan tidak menentu. d) Pertumbuhan dan perkembangan badannya, tumbuh normal, sesuai dengan usianya. Berat badannya 40 kg, dan tinggi badannya. e) Perkembangan organ-organ seks wanita ditandai dengan adanya haid pertama atau “menarche” yang disertai dengan berbagai perasaan tidak enak bagi yang mengalaminya. f) Haid (menstruasi) yang pertama kali dia alami pada usia 9 tahun. Jika dilihat dari usianya saat ia mengalami menstruasi, ia masih dalam masa kanak-kanak akhir. g) Gejala yang mulai ditunjukkan dari dirinya yaitu : - Pinggul yang membesar dan membulat - Dada yang semakin nampak menonjol - Tumbuhnya rambuh di daerah kelamin, ketiak, lengan dan kaki - Perubahan suara dari suara kanak-kanak menjadi lebih merdu (melodius) - Kelenjar keringat lebih aktif dan sering tumbuh jerawat - Kulit menjadi lebih besar dibanding kulit anak-anak. Penyebab munculnya pubertas ini adalah hormon yang dipengaruhi oleh hipofisis (pusat dari seluruh sistem kelenjar penghasil hormon tubuh). Berkat kerja hormon ini, remaja memasuki masa pubertas sehingga mulai muncul ciri-ciri kelamin sekunder yang dapat membedakan antara perempuan dan laki-laki. Dengan kata lain, pubertas terjadi karena tubuh mulai memproduksi hormon-hormon seks sehingga alat reproduksi telah berfungsi dan tubuh mengalami perubahan. d. Tahap Perkembangan masa dewasa Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan tanggung jawabnya tentu makin bertambah besar. la tak lagi harus bergantung secara ekonomis, sosiologis ataupun psikologis pada orang tuanya. Mereka justru merasa tertantang untuk membukukan dirinya sebagai seorang pribadi dewasa yang mandiri. ‘Segala urusan ataupun masalah yang dialami dalam hidupnya sedapat mungkin akan ditangani sendiri tanpa bantuan orang lain, termasuk orang tua. Berbagai pengalaman baik yang berhasil maupun yang gagal dalam menghadapi suatu masalah akan dapat dijadikan pelajaran berharga guna mem-bentuk seorang pribadi yang matang, tangguh, dan bertanggung jawab terhadap masa depannya. Secara fisik, seorang dewasa muda (young adulthood) menampil-kan profil yang sempurna dalam arti bahwa pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek fisiologis telah mencapai posisi puncak. Mereka memiliki daya tahan dan taraf kesehatan yang prima sehingga dalam melakukan berbagai kegiatan tampak inisiatif, kreatif, energik, cepat, dan proaktif. Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young) ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition) transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition). Dari pertumbuhan fisik, menurut Santrock (1999) diketahui bahwa dewasa muda sedang mengalami peralihan dari masa remaja untuk memasuki masa tua. Pada masa ini, seorang individu tidak lagi disebut sebagai masa tanggung (akil balik), tetapi sudah tergolong sebagai seorang pribadi yang benar-benar dewasa (maturity). la tidak lagi diperlakukan sebagai seorang anak atau remaja, tetapi sebagaimana layaknya seperti orang dewasa lain-nya. Penampilan fisiknya benar-benar matang sehingga siap melakukan tugas-tugas seperti orang dewasa lainnya, misalnya bekerja, menikah, dan mempunyai anak. la dapat bertindak secara bertanggung jawab untuk dirinya ataupun orang lain (termasuk keluarganya). Segala tindakannya sudah dapat di-kenakan aturan-aturan hukum yang berlaku, artinya bila terjadi pelanggaran, akibat dari tindakannya akan memperoleh sanksi hukum (misalnya denda, dikenakan hukum pidana atau perdata}. Masa ini ditandai pula dengan adanya perubahan fisik, misalnya tumbuh bulu-bulu halus, perubahan suara, menstruasi, dan kemampuan reproduksi. e. Perkembangan pada masa lanjut usia Pada tingkat kedewasaan menengah (40-65 th) manusia mencapai puncak periode usia yang paling produktif . Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN 1998). Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban keluarga dan masyarakat. Dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok sosial sendiri. Di negara Barat, penduduk lanjut usia menduduki strata sosial di bawah kaum muda. Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya. Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan kemunduran. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. Pada umumnya pada masa lanjut usia ini orang mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotorik. Menurut Zainudin (2002) fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain yang menyebabkan reaksi dan perilaku lanjut usia menjadi semakin lambat. Fungsi psikomotorik meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi yang berakibat bahwa lanjut usia kurang cekatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar